Ribuan massa yang berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menutup akses jalan ke Bandara Internasional Polonia Medan hingga lumpuh total kemarin sore. Bentrokan pecah ketika polisi berupaya menghalau massa yang berupaya masuk ke area bandara.
Apalagi massa merusak pintu gerbang 1 bandara yang merupakan pintu utama. Polisi pun bertindak represif dan menembak seorang pengunjuk rasa. Pria bernama Martono, 26, warga Desa Kwala Begumit Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat ini terluka di bagian dada akibat terkena peluru karet dan kini menjalani perawatan di Rumah Sakit St Elisabeth. Kerusuhan pecah karena pengunjuk rasa tak juga menghentikan pelemparan ke arah petugas, meskipun berulang kali diimbau.
Massa mengamuk dan merusak kawat duri yang dipasang di pagar serta kaca Bandara. Menurut informasi, kericuhan dipicu isu adanya intelijen polisi yang menyamar sebagai pendemo. Massa mengejar orang yang dituduh dan hampir menghakiminya di depan supermarket di areal Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Petronas, persis depan bandara. Selain itu, kericuhan dipicu ditangkapnya seorang pendemo meskipun dilepaskan tak lama kemudian. Ratusan petugas yang terdiri atas Polri, TNI Angkatan Darat (AD),TNI Angkatan Laut (AL) dan lainnya membalas dengan tembakan peringatan dan menembakkan gas air mata ke arah pendemo.
Massa meminta Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Inspektur Jenderal (Irjen) Pol WisjnuAmat Sastro dan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho hadir pada saat itu juga. Bila tidak, mereka akan bertindak anarkistis dan memblokade Bandara Polonia.Keduanya datang ke lokasi sekitar pukul 15.30 WIB. Namun, kehadiran Wisjnu dan Gatot tidak membuat kericuhanberhenti. Massamenilai keduanya tidak memberikan solusi.Bahkan,Kapoldasu tampak sempat kewalahan menghadapi bentrok pelemparan yang dilakukan pendemo. Saat itu, petugas yang lengkap dengan seragam pasukan huru hara hendak maju membalas apa yang dilakukan pendemo, namun Wisjnu melarangnya. “Jangan maju lagi, tetap ditempat,”tegasnya.
Suasana bandara baru normal kembali sekitar pukul 17.00 setelah massa berangsurangsur meninggalkan lokasi. Mereka menyisakan bongkahan batu dan benda-benda lain yang dipakai dalam bentrokan dengan petugas. Ketua Umum Forum Rakyat Bersatu (FRB) Alimuddin AG menyesalkan penembakan yang dilakukan petugas hingga melukai Martono, anggota Kelompok Tani Desa Kwala Begumit yang merupakan binaan FRB. “Seharusnya aparat memberikan tembakan peringatan ke atas, tetapi justru langsung ke arah peserta demo. Ini jelas menyalahi dan kami akan melaporkan ke pihak berwajib dan kami akan menggelar gerakan lebih besar lagi,”ucapnya.
Sementara itu,Plt Gubernur Sumut Gatot Pudjo Nugroho berjanji akan merevisi besaran upah minimum provinsi (UMP) jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM pada 1 April 2012.Revisi akan dilakukan selambat- lambatnya satu bulan setelah ketetapan tersebut. “Revisi UMP pasti akan dilakukan tapi semua ada prosedurnya. Besarannya akan disesuaikan dengan dampak akibat kenaikan BBM.Yang pasti kami menyiapkan langkah untuk itu (merevisi UMP),” katanya di hadapan pendemo yang berasal dari buruh dan pekerja.
Seluruh tuntutan itu akan disampaikan Gatot kepada pemerintah pusat secepat mungkin. Dia juga mempersilakan seorang perwakilan dari buruh dan pekerja untuk turut serta menyampaikan surat tersebut langsung ke pemerintah pusat. Dia tidak bisa memutuskan apapun terhadap tuntutan seluruh buruh dan pekerja karena mereka hanya perpanjangan tangan pemerintah pusat. Namun dia akan berusaha semaksimal mungkin meminimalisasi dampak dari kenaikan harga BBM. Panglima Komite Aksi Pekerja/ Buruh Sumatera Utara (KAPBSU) Indra Syafi’i mengatakan, apabila gubernur tidak bisa memenuhi tuntutan buruh, maka mereka akan melakukan unjuk rasa dengan massa lebih banyak lagi.
“Kami minta gubernur paham dengan kondisi di dalam negeri dengan mendukung buruh dan pekerja menolak kenaikan harga BBM.Kalau tidak, aksi akan terus dilanjutkan dengan massa lebih banyak,” katanya disambut teriakan dari seluruh peserta demo. Peserta demo yang berasal dari Belawan,Tanjung Morawa dan Binjai ini menutup akses ke kantor Gubernur Sumut dari Jalan Kartini hingga ke simpang Jalan KH Zainul Arifin. Meski begitu, seluruh perkantoran yang berada di sekitar kantor gubernur tetap beroperasi.
Personel gabungan sejumlah satuan setingkat batalyon, yakni berkisar 600-800 orang dari Brimob, Dalmas Polresta dan TNI dikerahkan untuk mengamankan peserta demo yang berjumlah lebih kurang 3.000 orang.Tampak juga satu unit mobil water cannon bersiaga di halaman kantor gubernur. Suasana kantor gubernur tidak seramai hari biasanya. Mobil yang biasanya memadati halaman parkir tidak tampak kemarin.Hanya beberapa unit mobil terparkir di samping kantor. Massa pengunjuk rasa juga melancarkan aksinya di Gedung DPRD Sumut.
Distribusi BBM Terganggu
Distribusi BBM kepada masyarakat terganggu lantaran aksi unjuk rasa ribuan masyarakat di Kota Medan kemarin. Bedasarkan hasil pantauan, beberapa SPBU seperti di Jalan KL Yos Sodarso,Jalan Sudirman, dan Jalan Gajah Mada tutup sementara saat pengunjuk rasa melakukan konvoi. Bahkan, SPBUdiJalanKL Yos Sudarso Medan sudah didatangi massa dari mahasiswa dan organisasi pemuda, di antaranya Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia( AMPI) danHimpunanMahasiswa Islam (HMI) sejak pagi. Dalam aski singkat ini, pengunjuk rasa sempat menghentikan aktivitas SPBU selama 30 menit. Dan pihak keamanan yangberjaga, memberikansaran kepada pengguna SPBU untuk mengisi BBM di tempat lain. Setelah itu, SPBU kembali beroperasi normal.
Aksi serupa juga terjadi di SPBU Jalan Gajah Mada Medan. Puluhan mahasiswa Universitas Darma Agung (UDA) menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM dengan membakar ban bekas di depan SPBU bernomor 14201192 ini, sekitar pukul 13.00.aksi ini membuat lalu lintas menjadi macet. Operator SPBU Jalan Gajah Mada Ahmad mengungkapkan, mereka langsung menutup operasional ketika pengunjuk rasa datang. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi halhal yang tidak diinginkan.
“Pengamanan yang sejak kemarin hanya dilakukan tiga anggota TNI,sekarang bertambah dari kepolisian juga. Jika unjuk rasa selesai, kami akan beroperasi lagi,”tuturnya. Hingga kemarin siang, stok BBM di SPBU tersebut masih banyak. Namun, Ahmad belum bisa memastikan apakah stok BBM tersebut dapat mencukupi kebutuhan harian lantaran pasokan BBM dari Pertamina masih belum juga datang hingga siang hari. “Biasanya BBM masuk sekitar pukul 10.00 pagi, 14.00 dan 17.00. Kami menunggulah,” katanya.
Asistant Manager External Relations Pertamina Region I Sumbagut Fitri Erika mengungkapkan, jumlah stok BBM saat ini cukup aman. Premium berjumlah 35.000 kiloliter (KL), dan solar 42.000 KL. BBM ini disuplai melalui lima terminal BBM di Sumut Belawan, Pematangsiantar, Kisaran, Sibolga, Gunungsitoli.
0 komentar:
Posting Komentar